Sabtu, 22 Mei 2010

Ini Dia Penyebab Tewasnya Firaun Tutankhamun

Penyebab kematian firaun Mesir yang paling populer, Raja Tutankhamun, akhirnya terungkap. Setelah dua tahun uji DNA dan CT scan pada mumi Raja Tut, dia dipastikan tewas karena komplikasi luka di kaki dan diperparah oleh penyakit malaria. Kenyataan lain yang terungkap, kemungkinan orang tua Tut adalah sepasang kakak adik.
Studi DNA dan CT scan itu dipublikasikan dalam terbitan Journal of the American Medical Association, Rabu, 17 Februari 2010. Dua tahun pengujian terhadap mumi Tut, yang berusia 3.300 tahun, dan 15 mumi lain membantu mengakhiri mitos seputar firaun itu, yang masih berusia 10 tahun saat diangkat menjadi raja.
Meski hanya memerintah Mesir selama sembilan tahun, Tut menarik perhatian publik. Kuburannya dipenuhi perhiasan dan artifak, termasuk topeng pemakaman yang terbuat dari emas, pada tahun 1922.

Studi menyebutkan bahwa Firaun Akhenaten, raja yang berupaya mengubah paham religius Mesir dari memuja banyak dewa menjadi satu dewa, sebagai ayah kandung Tut. Ibunya adalah salah satu adik perempuan Akhenaten.

Tut dinobatkan menjadi firaun pada usia 10 tahun pada 1333 Sebelum Masehi (SM). Dia memerintah selama sembilan tahun di masa-masa penting dalam sejarah Mesir Kuno.

Spekulasi berkembang terkait kematiannya pada usia 19 tahun. Sebuah lubang di tengkoraknya menambah spekulasi bahwa dia dibunuh. Hingga hasil CT scan tahun 2005 menunjukkan bahwa lubang tersebut kemungkinan diperoleh dari proses mumifikasi. Scan juga mengungkap kondisi patah tulang kaki yang dialami Tut.
Tes terbaru memberikan gambaran bahwa firaun memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah karena penyakit bawaan. Kematiannya disebabkan komplikasi patah tulang dan malaria akut. DNA parasit malaria ditemukan di beberapa mumi.

"Patah tulang kaki karena jatuh kemungkinan menimbulkan kondisi menjadi berbahaya ketika infeksi malaria terjadi," tulis artikel tersebut.
"Tutankhamun mengidap beberapa kelainan. Dia dibayangkan sebagai sosok muda, tetapi raja itu berada dalam kondisi lemah hingga memerlukan tongkat untuk berjalan."

Sumber : AP - dunia.vivanews.com / ambassadors.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar