Minggu, 27 Maret 2011

PETA PEREKONOMIAN PULAU SULAWESI

Keadaan geografis



Pulau Sulawesi merupakan pulau yang terpisah dari Kepulauan Sunda Besar bila ditilik dari kehidupan flora dan fauna oleh karena garis Wallace berada di sepanjang Selat Makassar, yang memisahkan pulau Sulawesi dari kelompok Kepulauan Sunda Besar di zaman es. Pulau Sulawesi merupakan gabungan dari 4 jazirah yang memanjang, dengan barisan pegunungan berapi aktif memenuhi lengan jazirah, yang beberapa di antaranya mencapai ketinggian diatas 3.000 meter diatas permukaan laut; tanah subur, ditutupi oleh hutan tropik lebat (primer dan sekunder).

Sulawesi dilintasi garis khatulistiwa di bagian seperempat utara pulau sehingga sebagian besar wilayah pulau Sulawesi berada di belahan bumi selatan. Di bagian utara, Sulawesi dipisahkan dengan pulau Mindanao – Filipina oleh Laut Sulawesi dan di bagian selatan pulau dibatasi oleh laut Flores. Di bagian barat pulau Sulawesi dipisahkan dengan pulau Kalimantan oleh Selat Makassar, suatu selat dengan kedalaman laut yang sangat dalam dan arus bawah laut yang kuat. Di bagian timur, pulau Sulawesi dipisahkan dengan wilayah geografis Kepulauan Maluku dan Irian oleh Laut Banda.

Pulau Sulawesi merupakan habitat banyak satwa langka dan satwa khas Sulawesi; di antaranya Anoa, Babi Rusa, kera Tarsius. Secara geologik pulau Sulawesi sangat labil secara karena dilintasi patahan kerak bumi lempeng Pasifik dan merupakan titik tumbukan antara Lempeng Asia, Lempeng Australia dan Lempeng Pasifik.

Saat ini pulau Sulawesi secara administratif pemerintahan terbagi atas 6 provinsi yaitu:

* Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo dan Sulawesi Utara.

Mata Pencaharian

* Sulawesi Selatan

Karena masyarakat Bugis tersebar di dataran rendah yang subur dan pesisir, maka kebanyakan dari masyarakat Bugis hidup sebagai petani dan nelayan. Mata pencaharian lain yang diminati orang Bugis adalah pedagang. Selain itu masyarakat Bugis juga mengisi birokrasi pemerintahan dan menekuni bidang pendidikan.

* Sulawesi Utara

Struktur ekonomi provinsi Sulawesi Utara tahun 2005 ini didominasi oleh sektor pertanian dengan peranan sebesar 20,29 pesen, diikuti oleh sektor jasa-jasa sebesar 17,06 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran 16,15 persen, sektor bangunan 16,13 persen, sektor angkutan dan komunikasi 9,77 persen serta sektor industri pengolahan 8,88 persen, untuk sektor lain peranannya tehadap perekonomian Sulawesi Utara di bawah 4 persen. Seiring dengan perekonomian Sulawesi Utara, PDBR perkapita mengalami peningkatan secara signifikan, dimana untuk tahun 2004 sebesar 5,84 juta rupiah di tahun 2005.

* Sulawesi Tenggara

Propinsi Sulawesi Tenggara memiliki wilayah perairan yang potensial untuk pengembangan usaha perikanan dan pengembangan wisata bahari, karena disamping memiliki bermacam-macam hasil ikan, juga memiliki panorama laut yang sangat indah.

Beberapa komoditi unggulan Sulawesi Tenggara, antara lain:

1. Pertanian, meliputi: kakao, kacang mede, kelapa, cengkeh, kopi, pinang lada dan vanili
2. Kehutanan, meliputi: kayu gelondongan dan kayu gergajian
3. Perikanan, meliputi: perikanan darat dan perikanan laut
4. Peternakan, meliputi: sapi, kerbau dan kambing
5. Pertambangan, meliputi: aspal, nikel, emas, marmer, batu setengah permata, onix, batu gamping dan tanah liat
6. Pariwisata

* Gorontalo

Gorontalo dikenal sebagai salah satu kota perdagangan, pendidikan, dan pusat pengembangan kebudayaan islam di Indonesia Timur. Sejak dulu Gorontalo dijuluki sebagai kota Serambi Madinah. Hal itu disebabkan pada waktu dahulu pemerintahan kerajaan Gorontalo telah menerapkan syariat islam sebagai dasar pelaksanaan hokum, baik dalam bidang pemerintahan, kemasyarakatan, maupun pengendalian.

* Sulawesi Barat

Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Barat tahun 2009 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Adhk meningkat sebesar 6,03 persen terhadap tahun 2008. Pada tahun seluruh sektor ekonomi di Sulawesi Barat mengalami pertumbuhan positif, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pertambangan dan penggalian yang tumbuh mencapai 17,62 persen dan terendah di sektor pertanian yang hanya tumbuh 2,90 persen.

Besaran PDRB Sulawesi Barat pada tahun 2009 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 8,671,82 milyar sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp 4,106,02 milyar, sehingga tingkat inflasi pada level harga produsen sebesar 5,18 persen.

Tiga sektor ekonomi mengalami pertumbuhan tertinggi pada Triwulan IV 2009 (q-to-q) ini adalah sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sebesar 13,07 persen, menyusul sektor perdagangan tumbuh mencapai 4,45 persen, dan sektor Angkutan dan komunikasi tumbuh 1,72 persen. Demikian juga untuk pertumbuhan (y-on-y) tertinggi terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian sebesar 22,98 persen, sektor pertanian tumbuh 9,21 persen dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tumbuh 5,05 persen.

Tiga sektor utama pengerak ekonomi di Sulawesi Barat adalah sektor pertanian; sektor jasa-jasa; dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran secara bersama-sama berperan sebesar 78,79 persen tahun 2009. sektor pertanian memberi kontribusi 48,39 persen, sektor jasa-jasa 17,34 persen, dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran 13,06 persen.

Kependudukan

* Sulawesi Selatan

Dengan luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan sekitar 45.764,53 kilo meter persegi yang didiami oleh 8.032.551 orang maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebanyak 176 orang per kilo meter persegi.

Kabupaten yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kota Makassar yakni sebanyak 7.620 orang per kilo meter persegi sedangkan yang paling rendah adalah Kabupaten Luwu Timur dan Luwu Utara yakni masing-masing sebanyak 35 orang dan 38 orang per kilo meter persegi.

Laju pertumbuhan penduduk Provinsi Sulawesi Selatan per tahun selama sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000-2010 sebesar 1,17 persen.

* Sulawesi Utara

Penyebaran Penduduk di Sulawesi Utara cenderung tidak merata. Pada tahun 2007 terdapat 4 daerah yang mempunyai penduduk dengan persentase diatas 8%, atau sekitar 63,39 % dari penduduk Sulawesi Utara berada didaerah ini yakni: Kabupaten Bolaang Mongondow (13.75%), Kabupaten Minahasa (14.45%), Kabupaten Minahasa Selatan (8,99%), dan Kota Manado (19.08%). Sisa sebaran penduduk dengan persentase dibawah 8 % adalah: Kabupaten Sangihe (6,06%), Minahasa Tenggara (4,58%)` Kabupaten Talaud (3,73%), Kabupaten Minahasa Utara (7,04%), dan Kabupaten Sitaro (2,89%), Kota Bitung (7,57%), Kota Tomohon (3.81%), Kota Kotamobagu (4.32%) .

Pariwisata

Sulawesi Selatan

Pariwisata, yang merupakan salah satu sektor potensial bagi penerimaan PAD di Sulsel, ternyata sangat mungkin dikembangkan lebih optimal lagi. Daerah Sulsel mempunyai obyek pariwisata yang beragam, baik wisata alam dengan kondisi alamnya yang bergunung-gunung berikut bentuk pantainya yang memanjang, wisata bahari, agrowisata, maupun wisata budaya, termasuk wisata sejarah yang banyak dimiliki oleh daerah ini, seperti di Tana Toraja dan Polewali Mamasa. Semuanya itu menambah keanekaragaman kekayaan obyek wisata di daerah Sulawesi Selatan ini.

Tetapi, potensi itu hanya dapat berkembang jika digarap secara lebih profesional, sehingga memiliki daya tarik yang besar baik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Untuk meningkatkan pembangunan pariwisata di Sulsel, perlu dibangun sarana dan prasarana seperti jalan raya, transportasi (darat, laut, udara); dan hotel, yang dapat mendorong pe¬ningkatan kemajuan di bidang pariwisata di daerah ini. Jika sarana dan prasarana yang baik itu sudah da¬pat disediakan, tidak tertutup kemungkinan bahwa para investor asing dan domestik akan berminat untuk menanamkan modalnya di sektor pariwisata dan hiburan ini. Ini artinya, potensi sektor pariwisata yang ada di Sulawesi Selatan akan berkembang secara lebih optimal.

Propinsi Sulawesi Selatan mempunyai peluang yang sangat menjanjikan untuk memperluas jaringan perdagangan dengan propinsi lain, termasuk memperluas jaringan ekspor dengan luar negeri, mengingat kemajuan iptek, khususnya teknologi bidang informatika dan telekomunikasi, yang sangat pesat. Selain itu, letak geografis Sulsel sangat strategis, yakni di persimpangan jalur transportasi laut internasional. Tetapi, semuanya itu kembali pada SDM dan investasi modal yang ada di daerah ini.

Objek-objek wisata yang terdapat di Sulawesi Selatan :

* Pantai Bira
* Pantai Losari
* Pulau Kayangan
* Pulau Samalona
* Tana Toraja
* Danau Tempe
* Taman Prasejarah Leang Leang
* Bantimurung
* Danau Matano

* Sulawesi Utara

Sulawesi Utara telah ditetapkan sebagai satu dari lima daerah tujuan wisata dan satu dari 10 daerah yang dapat menyelenggarakan MICE memiliki objek-objek wisata yang cukup menarik diantaranya Wisata Bahari antara lain;

Taman Laut Bunaken, Pulau Siladen, Mantehage dan hamparan Taman Laut di Sangihe Talaud, dan Bolaang Mongondow;
Wisata Alam antara lain; Taman Nasional Dumoga Bone di Bolaang Mongondow, Cagar Alam Tangkoko Batu Angus di Bitung, Danau Tondok, Gunung Ambang di Bolaang Mongondow dan Sumaru Endo di Danau Tondano;
Wisata Peninggalan Sejarah Budaya berupa Kuburan Tua/ Waruga di Sawangan, dan Gua Peninggalan Jepang di Kawangkoan;
Wisata Religi antara lain; Bukit Kasih dan Bukit Doa Pinaling;
Wisata Pantai antara lain; Pantai Tasik Ria, Pantai Kalasei, Pantai Hais, Pantai Kora-Kora dan Pantai Tanjung Merah di Minahasa, Pantai Molas di Manado, Pantai Molosing dan Labuan Uki di Bolaang Mongondow;
Wisata Pemandian Air Panas banyak tersebar di Minahasa bagian tengah seperti di Tondano, Remboken, Passo dan Langowan.
Wisata Tirta, untuk jenis wisata ini dapat dinikmati pada hampir semua sungai dan danau yang ada di daerah ini, seperti Danau Tondano dan DAS Tondano serta Danau Moat di Minahasa.
Untuk menunjang kinerja sektor pariwisata ini, terutama aktivitas turis yang berkunjung ke daerah ini baik wisatawan domestik maupun mancanegara, maka telah tersedia sarana dan prasarana seperti; Hotel (taraf Melati s/d berbintang empat), Restoran, dan Industri Wisata serta Art Shop

Sulawesi Tenggara

* Wisata sejarah, seperti:
o Benteng Keraton Buton, di Kota Baubau yang merupakan benteng terluas di dunia;
o Istana Malige, di Kota Baubau dengan arsitektur khas Suku Buton dan merupakan bangunan adat yang tidak menggunkan paku;
o Kasulana Tombi, di Kota Baubau yang merupakan bekas tiang bendera Kesultanan Buton yang umurnya lebih dari tiga abad;
o Masjid Agung Keraton Buton (Masigi Ogena), di Kota Baubau yang merupakan masjid pertama yang berdiri di Sulawesi Tenggara;
o Kampua, di Kota Baubau yang merupakan mata uang Kerajaan dan Kesultanan Buton.

* Wisata budaya, seperti:
o Tenunan Buton di kota Baubau, Kabupaten Buton dan Kabupaten Buton Utara;
o Tenun Ikat di Kabupaten Wakatobi;
o Tari Lariangi dari Kabupaten Wakatobi;
o Tari Balumpa dari Kabupaten Wakatobi;
o Pekande-kandea, upacara adat masyarakat Buton Raya (Kabupaten Buton, Kabupaten Buton Utara, Kota Baubau, Kabupaten Wakatobi);
o Pengrajin Besi, di Binongko, Kabupaten Wakatobi;
o Upacara Adat Posuo (Masyarakat Buton Raya);
o Upacara Adat Kabuenga, dari Kabupaten Wakatobi;
o Upacara Adat Karia, dari Wangi-wangi di Kabupaten Wakatobi;
o Upacara Adat Mataa, dari Kabupaten Buton;
o Upacara Adat Tururangiana Andala, dari Pulau Makassar di Kota Baubau;
o Layang-layang tradisional Khagati, dari Kabupaten Muna;
o Tari Potong Pisang, dari Kabaena di Kabupaten Bombana;
o Aduan Kuda, dari Kabupaten Muna;
o Upacara Adat Religi Goraana Oputa, oleh masyarakat Buton Raya;
o Upacara Adat Religi Qunua, oleh masyarakat Buton Raya;
o Gambus dan Dole-dole, alat musik khas masyarakat Buton Raya;
o Atraksi Perahu Naga, di Kota Baubau;
o Tari Lulo Alu, dari Kabaena Kabupaten Bombana;
o Upcara adat Bangka Mbule Mbule di Kabupaten Wakatobi.

* Wisata alam, seperti:
o Taman Nasional Wakatobi, di Kabupaten Wakatobi yang merupakan surga bawah laut segitiga karang dunia yang memiliki spesies terumbu karang sebanyak 750 dari 850 spesies karang dunia;
o Pantai Nirwana, di Kota Baubau;
o Pantai Lakeba, di Kota Baubau;
o Gua Moko, di Kota Baubau;
o Gua lakasa, di Kota Baubau;
o Pantai Kamali, di Kota Baubau;
o Wantiro, di Kota Baubau;
o Hutan Tirta Rimba, di Kota Baubau;
o Batu Poaro, di Kota Baubau;
o Gua Kaisabu, di Kota Baubau;
o Lagawuna, di Kota Baubau;
o Air Terjun Samparona, di Kota Baubau;
o Hutan Lambusango, di Kabupaten Buton yang memiliki keanekaragaman hayati baik flora dan fauna yang endemik diantaranya Anoa;
o Suaka Margasatwa Buton Utara, di Kabupaten Buton Utara;
o Cagar Alam Wakonti, di Kota Baubau;
o Permandian Bungi, di Kota Baubau;
o Kali Baubau, di Kota Baubau;
o Kolagana, di Kota Baubau;
o Sulaa, di Kota Baubau;
o Wisata Bawah Laut Basilika, di Kabupaten Buton yang merupakan kawasan pengembangan terpadu BASILIKA (Pulau Batauga, Pulau Siompu, Pulau Liwutongkidi dan Pulau Kadatua). Tujuannya adalah untuk mengembangkan objek wisata bahari (bawah laut) di kabupaten yang kaya dengan aneka wisata baharinya itu;
o Baubau Letter, di Kota Baubau;
o Sungai Tamborasi yang merupakan sungai terpendek di dunia yang terletak di Kabupaten Kolaka Utara;
o Air Terjun Moramo, di Kabupaten Konawe Selatan;
o Goa Kobori, di Kabupaten Muna;
o Danau Napabale, di Kabupaten Muna;
o Kaburaburana, air terjun bertingkat di Kabupaten Buton.

Sulawesi Tengah

* Batu Susun, Pantai Lakea
* Pantai Talise
* Taman Nasional Lore Lindu
* Danau Poso
* Taman Wisata Wera
* Gua Latea

Gorontalo

* Danau Limboto
* Taman Nasional Bogani Nani Wartabone
* Benteng Otanaha
* Monumen Nani Wartabone

http://id.wikipedia.org/wiki/Geografi_Indonesia

http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=3035&Itemid=1603″

http://sulbar.bps.go.id/file/06_brs_pdrb2009.pdf

3 komentar:

  1. TRims ya mbak sdh membahas Sulawesi dalam bentuk tulisan,,,kalau menurut sy yg orang asli sulawesi selatan tulisan diatas kemungkinan besar mbak blm pernah ke daerah (utamanya daerah2 di SUL-SEL)

    BalasHapus
  2. kenapa pulau sulawesi bentuk nya huruf K

    BalasHapus