Studi terbaru menemukan, konsumsi minyak ikan selama 12 minggu membuat remaja yang beriko tinggi mengalami penyakit kejiwaan kecil kemungkinannya menjadi gila. Minyak ikan akan efektif jika dikonsumsi selama satu tahun.
Temuan ini berasal dari percobaan yang melibatkan 81 remaja yang berusia rata-rata 18 tahun. Semua partisipan berada di ambang gangguan kejiwaan. Satu tahun setelah mengikuti studi, 11 dari 40 remaja yang hanya ditangani dengan pil placebo (tidak menagndung minyak ikan) mengalami gangguan kejiwaan. Sedang dari kelompok kedua (41 remaja) hanya dua anak yang mengalami gangguan kejiwaan.
Partisipan kelompok kedua telah mengawali tahun dengan mengonsumsi kapsul minyak ikan kaya omega-3 selama 12 minggu.
Terapi lainnya, termasuk obat-obat kejiwaan, belum ada yang bisa membebaskan pasien dari gejala setelah sekian lama berhenti menggunakan. Selain itu, obat-obat kejiwaan cenderung mempunyai efek samping serius, termasuk penambahan berat badan dangan gangguan fungsi seksual. Sedang pil minyak ikan tidak memiliki efek samping.
Studi yang dipublikasikan di Archives of General Psychiatry ini menunjukkan bahwa untuk mencegah kasus penyakit jiwa, empat anak berisiko tinggi harus diobati. Kemanjuran ini, menurut peneliti G. Paul Amminger, MD, dari University of Vienna, Austria, setara dengan obat-obat antipsikotik.
"Temuan komponen alami yang bisa mencegah atau paling tidak menunda gangguan kejiwaan memberi harapan bahwa masih ada alternatif selain antipsikotik untuk mengatasi gejala-gejala yang mengarah ke penyakit kejiwaan," tutur Amminger, seperti dikutip situs webmd.com.
Studi-studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa asam lemak omega-3 bisa meredakan depresi klinis dan gangguan kejiwaan lainnya. Akan tetapi, masih belum jelas apakah minyak ikan bisa membantu orang yang sudah menderita gangguan kejiwaan.
Meskipun menunjukkan gejala kecemasan, semua partisipan dalam studi Amminger belum ada yang benar-benar menderita skizofrenia.
Masih belum jelas bagaimana minyak ikan mencegah gangguan kejiwaan. Amminger dan dan teman-temannya menekankan bahwa orang dengan skizofrenia cenderung mempunyai kadar asam lemak omega-3 rendah.
Jadi, ada kemungkinan bahwa gangguan mental berkaitan dengan gangguan dalam kemampuan mengolah asam lemak. Selain itu, ada bukti yang menunjukkan bahwa asam lemak berinteraksi dengan zat kimia di otak.
Temuan Amminger mengindikasikan bawa asam lemak omega-3 melindungi sel-sel otak dari stres oksidatif.
Sumber : http://www.infosehat.com/inside_level2.asp?artid=1492&secid=38&intid=5
Minggu, 18 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar